Pages

dampak negatif pada anak akibat percaraian



Tetapi dampak dari perceraian bagi anak tak berhenti pada pemahaman anak akan berpisahnya orang tua. Banyak hal yang harus mereka hadapi sehingga perlu juga mendapat perhatian. Selama ini yang sering menjadi pembahasan adalah hak asuh anak. 

Permasalahan psikologis yang menyangkut kesiapan anak menghadapi beberapa perubahan dalam sistem keluarga tidak banyak dibicarakan. Meskipun topik perceraian ini tergolong sensitif tetapi tidak ada salahnya kita telisik lagi berbagai persoalan yang berkaitan dengan perceraian. 

Dengan begitu topik yang tergolong sensitif ini lebih dapat dilihat dari berbagai pembahasan. Perlu juga kita ketahui dasar alasan mengapa anak juga merupakan korban yang potensial mengalami permasalahan yang bertubi-tubi. 
Pertama, perceraian dapat menimbulkan dampak serius karena adanya perubahan kondisi finansial, tempat tinggal,dan hilangnya kontak dengan orang tua kandung akan berpengaruh pada sumber daya ekonomi dan sosial. 

Kedua, perceraian dipandang sebagai penyebab munculnya tekanan sosial karena menimbulkan banyak perubahan. 

Ketiga, perceraian akan berpengaruh pada perubahan susunan keluarga. Banyak dan beratnya tekanan yang akan dialami anak mempengaruhi keseriusan dampak yang ditimbulkan. 

Menurut beberapa ahli bahwa permasalahan yang paling penting adalah bahwa anak tidak lagi tinggal dengan kedua orang tua kandungnya. Hal ini akan berpotensi menimbulkan banyak masalah baru dalam kelanjutannya. 

Salah satu hal yang pasti akan dihadapi oleh anak adalah mereka harus menerima perpisahan kedua orang tuanya. Hal ini bagi anak adalah sesuatu yang menyakitkan karena mereka tentunya tetap ingin kedua orang tuanya bersama. 

Yang terjadi adalah anak terjebak dalam dilema antara memilih ibu atau ayahnya. Bisa saja saat mereka bersama ayah, yang terpikir justru kebersamaan tersebut akan menyakiti perasaan ibunya. Atau mungkin timbul pertanyaan bagaimana jika mereka hanya menyayangi salah satu orang tuanya. 

Belum lagi bila salah satu orang tuanya menjalin hubungan dengan pasangan baru, ini akan menimbulkan permasalahan bagi mereka. Tinggal bersama dengan orang lain yang bukan orang tua kandung, pada awalnya membutuhkan kepercayaan anak bahwa mereka tinggal bersama dengan orang yang menyayangi mereka. 

Dapat dibayangkan bila kejadiannya seperti ini mereka akan merasa tertekan dan bagi anak-anak yang masih kecil tentunya akan sangat sulit. Kondisi seperti ini akan sangat berpotensi sebagai masalah bagi anak usia sekolah terhadap prestasi akademiknya. 

Perpindahan sekolah adalah hal yang logis terjadi apabila si anak harus mengikuti salah satu orang tuanya dan tinggal di luar kota. Permasalahan akan muncul manakala mereka diminta menghadirkan kedua orangtua. 

Yang menakutkan bagi mereka adalah respon dari teman dan guru yang tidak mengenakkan karena mengetahui orang tua mereka telah bercerai. 

Perpisahan kedua orang tuanya sendiri saja sudah menurunkan kepercayaan diri mereka, tentunya hal ini akan berpengaruh terhadap kehidupan sosialnya. 

Konsentrasi dan perhatian yang belum sepenuhnya terfokus akan sangat mempengaruhi kemampuan mereka dalam menerima pelajaran di kelas. Dari perpisahan kedua orang tuanya, hal selanjutnya yang akan dihadapi adalah perubahan pola interaksi anak dan lingkungan. 

Tentunya dengan adanya perceraian akan membuat salah satu pihak meninggalkan rumah. Bila perceraian tersebut menyertakan kebijakan pembagian waktu asuh anak, maka akan muncul masalah baru. Anak-anak membutuhkan waktu untuk dapat berdaptasi dengan lingkungan baru. 

Bila terlalu sering berpindah tempat tentunya akan semakin membuat anak bingung untuk memilih tempat yang menurutnya nyaman. Selain itu perubahan situasi tempat baru, seperti ukuran rumah dan lokasi yang berbeda, banyak orang asing yang tinggal bersama, berbagi kamar dengan orang lain adalah beberapa hal yang berpotensi menimbulkan masalah. 

Bagi anak-anak berusia dibawah lima tahun, kadangkala wajar bila malam hari mereka masih ingin tidur bersama dengan kedua orang tuanya. Ini adalah bentuk umum dari kecemasan berpisah dari orang tua. 

Tapi kondisi ini akan lain bila yang mereka temui adalah orang asing selain orang tua kandungnya. Kecemasan mereka menjadi tidak terfasilitasi, dan jangan heran bila muncul perilaku baru yang sebenarnya adalah bentuk lain dari frustasi anak terhadap kondisi yang membuatnya tidak nyaman. Secara finansial, perubahan mungkin saja dapat dialami oleh orang tua yang bercerai. Bila hanya salah satu pihak saja yang menjadi sumber keuangan, tentunya akan terasa berat bila tidak ada dukungan finansial dari pihak lain. 
Bagi anak yang masih kecil akan muncul kehawatiran bila mereka akan mengalami kesusahan bila orang tuanya berpisah. Bukan kejutan bila mereka menjadi pemalu karena menganggap bahwa mereka telah jatuh miskin karena perceraian orang tuanya. Kondisi traumatik ini bukanlah hal yang harus dihindari atau ditutupi dalam sebuah kasus perceraian. Kita bisa menjadi dokter sementara saat anak kita membutuhkan pertolongan mengatasi kondisi sulit ini. 

Yang paling mudah dilakukan adalah dengan menerima kondisi mereka seperti tidak mencela perasaan sedih mereka karena perpisahan kedua orang tuanya. 

Sangat bijaksana bila kita tidak menggunakan anak sebagai "mediator" untuk saling mengungkapkan sisi negatif masing-masing pasangan. Ini akan sangat menyakitkan bagi mereka, saat mereka harus memilih untuk menyayangi salah satu orang tuanya. 

Lebih jauhnya lagi mungkin saja saat beranjak remaja mereka berfikir bahwa orang tuanya tidak sunguh-sungguh saling mencintai. Bila ini dibawa hingga mereka dewasa, mungkin saja mempengaruhi saat mereka ingin menjalin hubungan dengan lawan jenis. 

Tidak setiap anak mampu dengan mudah menerima kondisi perpisahan kedua orang tuanya dengan mudah. Pada awalnya bisa saja muncul protes sebagai aksi boikot pada orang tuanya. Ada anak yang pada awalnya adalah anak yang ceria dan aktif, lambat laun menjadi pendiam dan menarik diri. 

Atau mungkin saja dia adalah bintang di sekolahnya tetapi lama-kelamaan bintang itu redup cahayanya. Keluhan lainnya saat si jagoan mulai menunjukkan sikap manja dan menuntut perhatian lebih dari orang tua. 

Tak ada salahnya kita membiarkan untuk sementara waktu aksi protes mereka sebagaimana kita misalnya membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan keadaan yang sulit. Yang penting diperhatikan bahwa semakin keras kita menyangkal dan mengabaikan kekecewaan mereka akan semakin beragam juga cara mereka untuk menarik perhatian kita. 

Jika dirasa perlu diskusikan permasalahan yang anda rasa sulit untuk ditangani bersama dengan ahlinya. Bukan berarti bahwa anda harus mengungkap seluruh kehidupan pribadi anda pada orang lain, tetapi ini akan lebih baik dibanding anda harus menyimpan kebingungan anda sendiri.

0 komentar: