Dalam praktek pendidikan sehari-hari, masih banyak guru yang melakukan kealahan-kesalahan dlam menunaikan tugas dan fungsinya. Kesalahan-kesalahan tersebut sering kali tidak sadari oleh para guru, bahkan masih banyak diantaraya yang menganggap hal biasa.
Padahal sekecil apapun kesalahan yang dilakukan guru, khususnya dalam pembelajaran akan berdampak negative terhadap perkembangan peserta didik.
Sebagai manusia biasa, tentu saja guru tidak akan terlepas dari kesalahan baik dalam melaksanakan tugas pokok mengajar. Namun bukan berarti kesalahan guru harus dibiarkan dan tidak diacarikan cara pemecahannya.
Dari berbagai hasil kajian menunjukan bahwa sedikitnya terdapat tujuh kesalahan yang sering dilakukan guru dalam permbelajaran, yaitu ;
1. Mengambil Jalan Pintas Dalam Pembelajaran
Tugas guru paling utama adalah mengajar, dalam pengertian menata lingkungan agar terjadi kegiatan belajar pada peserta didik. Berbagai kasus menunjukan bahwa diatara para guru banyak yang merasa dirinya sudah dapat mengajar dengan baik, meskipun tidak dapat menunjukan alas an yang mendasari asumsi itu.
Asumsi keliru tersebit seringkali menyesatkan dan menurunkan kreatifitas, sehinga banyak guru yang suka mengambil jalan pintas dalam pembelajaran, baik dalam perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi.
Agar tidak tergiur untuk mengambil jalan pintas dalam pembelajaran, guru hendaknya memandang pembelajaran sebagai suatu system, yang jika salah satu komponennya terganggu, maka akan menggangu seluruh system tersebut. Sebagai contoh, guru harus selalu membuat dan melihat persiapan setiap mau melakukan kegiatan pembelajaran., serta merevisi sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dan perkembangan zamannya.
Harus selalu diingat mengajar tampa persiapan merupakan jalan pintas, dan tindakan yang berbahaya , yang dapat merugikan perkembangan peserta didik, dan mengancam kenyamanan guru.
2. Menunggu Peserta Didik Berperilaku Negative
Dalam pembelajaran di kelas, guru berhadapan dengan sejumlah peserta didik yang semuanya ingin diperhatikan. Peserta didik akan berkembang secara optimal melalui perhatian guru yang positif , sebaliknya perhatian yang negative akan menghambat perkembangan peserta didik. Mereka senang jika m;endapat pujian dari guru dan merasa kecewa jika kurang diperhatikan .
Namun sayang kebanyakan guru terperangkap dengan pemahaman yang keliru tentang mengajar, mereka menganggap mengajar adalah menyampaikan maateri kepada peserta didik, mereka juga menganggap mengajar adalah memberika pengetahuan kepada peserta didik. Tidak sedikit guru yang sering mengabaikan perkembangan kpribadian peserta didik, serta lupa memberikan pujian kepada mereka yang berbuat baik, dan tidak membuat masalah.
Guru perlu belajar untuk menangkap perilaku positif yang ditunjukan oleh para peserta didik, lalu segera memberi hadiah atas prilaku tersebut dengan pujian dan perhatian Disisi lain, guru harus memperhatikan perilaku-perilaku peserta didik yang negatf, dan mengeliminasi perilaku-perilaku tersebut agar agar tidak terulang kembali. Guru bisa mencontohkan berbagai perilaku peserta negaatif , misalnya melalui ceritera dan ilustrasi , dan memberikan pujian kepadamereka karena tidak melakukan perilaku negative tersebut.
3. Menggunakan Destructive Disclipline
Seringkali guru memberikan tugas-tugas yang harus dikerjakan peserta didik diluar kelas (PR), namun jarang sekali guru yang mengoreksi pekerjaan peserta didikdan mengembalikannya dengan berbagai komentar, kritik dan saran untuk kemajuan peserta didik. Yang sering dialami peserta didik adalah gru sering memberikan tugas , tetapi tidak pernah member umpan balik terhadap tugas-tugas yang dikerjakan.
Tindakan tersebut merupakan upaya pembelajaran dan penegakan disiplin yang destruktrif, yang sangat merugokan perkembangan peserta didik.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penegakan disiplin adalah:
- Disiplinkan peserta didik ketika anda dalam keadaan tenang
- Gunakan disiplin secara tepat waktu dan tepat sasaran
- Hindari menghina dan mengejek peserta didik
- Pilihlah hukuman yang bisa dilaksanakan secara tepat
- Gunakan disiplin sebagai alat pembelajaran.
4. Mengabaikan Perbedaan Peserta Didik
Setiap peserta didik memiliki perbedaan yang unik, mereka memiliki kekuatan, kelemahan, minat, dan perhatian yang berbeda-beda. Latar belakang keluarga, latar belakang social ekonomi, dan lingkungan, membuat peserta didik berbeda dalam aktifitas, kreatifitas, intlegensi, dan kompetensinya.
Guru seharusnya dapat mengidentifikasi perbedaan individual peserta didik, dan menetapkan karakteristik umum yang menjadi cirri kelasnya, dari ciri-ciri individual yang menjadi karakteristik umumlah seharusnya guru memulai pembelajaran. Dalam hal ini, guru juga harus memahami cirri-ciri peserta didik yang harus dikembangkan dan yang harus diarahkan kembali.
5. Merasa Paling Pandai
Kesalahan ini berangkat dari kondisi bahwa pada umumnya para peserta didik disekolahnya relative lebih muda dari gurunya, sehingga guru merasa bahwa peserta didik tersebut lebih bodoh disbanding dirinya, peserta didik dipandang sebagai gelas yang perlu di isi air ke dalamnya. Perasaan ini sangat menyesatkan , karena dalam kondisi seperti sekarang ini peserta didik dapat belajar melalui internet dan berbagai media massa, yamh mungkin guru belum menikmatinya.
Dalam hal ini guru harus menjadi pembelajar sepanjang hayat, yang senantiasa menyesuaikan ilmu pengetahuan yang dimilikinya dengan perkembangan yang terjadi dimasyarakat. Jika tidak, maka akan ketinggalan kereta, bahkan disebut guru ortodok.
6. Diskriminatif
Pembelajaran ynag baik dan efektif adalah yang mampu member kemudahan belajar secara adil dan merata, sehingga peserta didik dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Keadilan dalam pembelajaran meupakan kewajiban guru dan hak peserta didik untuk memperolehnya. Dalam prakteknya banyak guru yang tidak adil, sehingga merugikan perkembangna peserta didik, dan ini merupakan kesalahan guru yang sering dilakukan , terutama dalam penilaian. Penilaian merupakan upayakan untuk mmebrikan penghargaan kepada peserta didik sesuai dengan usaha yang dilakukannya selama proses pembelajaran.
Oleh karena itu, dalam memeberikan penilaian harus dilakukan secara adil, dan benar-benar merupakan cermin dari perilaku peserta didik.
7. Memaksa hak peserta didik
Memaksa hak peserta didik merupakan kesalahan yang sering dilakukan guru, sebagai akubat dari kebiasaan guru berbisnis dalam pembelajaran, sehingga menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keuntungan.
Guru boleh saja memiliki pekerjaan sampingan, memperoleh penghasilan tambahan, itu sudah menjadi haknya, tetapi tindakkan memaksa bahkan mewajibkan peserta didik untuk membeli buku tertentu sangat fatal serta kurang bisa digugu dan ditiru. Sebatas menawarkan boleh saja, tetapi kalau memaksa kasihan bagi orangtua yang tidak mampu.
Sumber : Menjadi Guru Profesional, Dr.E. Mulyasa, M.Pd.
0 komentar:
Posting Komentar