(Sebuah Pengalaman Perjalanan ke Suramadu di Malam Hari)
Pengalaman perjalanan ke jembatan Surabaya – Madura memang menjadi angan-angan saya semenjak jembatan yang menjadi kebanggan Jawa Timur dan bahkan kebanggan Indonesia itu diresmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Makanya ketika tadi malam saya bersama keluarga bersiap-siap untuk memuaskan keingintahuan kami itu yang saya ingat adalah menyiapkan satu hal yang tidak boleh dilupakan yaitu Kamera. Batrai baru sudah disiapkan guna mengambil gambar kemegahan Suramadu yang menjadi pembicaraan banyak orang tersebut. Akhirnya berangkatlah kami dengan beberapa orang yang pernah melakukan perjalanan ke jembatan menuju Madura tersebut.
Perjalanan kami dilakukan pada malam hari karena tersugesti oleh seorang rekan yang pernah melakukan perjalanan ke Suramadu pada malam hari. “Memang lebih bagus pemandangannya pada malam hari kok,” begitu berita yang dipesankan kepada saya sehingga saya tidak mau melewatkan begitu saja momen-momen penting menikmati kerlap-kerlipnya lampu sepanjang jalan Suramadu, begitu pikir saya. Dari jauh sebelum memasuki jalan masuk ke jembatan tersebut memang terlihat deretan lampu yang meyakinkan saya, betapa hebatnya nanti setelah kami sampai di tengah-tengah jembatan karena kerlap-kerlip lampu yang menyala itu. Begitu perkiraan saya.
Memasuki jembatan lampu-lampu yang berdiri kokoh di kanan kiri jalan jembatan masih tersorot sehingga memberi kenyamanan kendaraan kami melaju. Setelah membayar di pintu masuk menuju jembatan kamipun terus melaju. Namun, bertambah kendaraan kami ke tengah lampu-lampu yang ada di kanan kiri kami itu ternyata tidak hidup. Dan bahkan sampai ke tengah-tengah jembatan di mana persis di tiang panjang, kanan kiri kami gelap sehingga kami tidak bisa menikmati apa yang ada di sekitar kami. Sementara di sebelah kiri di mana jalan sepeda motor disediakan banyak kendaraan roda dua yang melintas begitu cepatnya dengan penerangan yang lebih gelap. Yang ada hanya lampu sorot mobil dan motor yang hanya kami nikmati.
Beruntung lampu-lampu kota Surabaya dan pelabuhan Tanjung Perak yang terlihat begitu indah namun saya tidak dapat menikmati sama sekali megahnya jembatan yang kami lewati. Keadaan itu menimbulkan diskusi di dalam kendaraan yang kami tumpangi. “Mungkin kalau seumpamanya lampu dihidupkan semua itu akan memakan biaya sangat besar,” begitu perkiraan kami. Tapi yang jelas ketika tiba di pulau Madura disambut oleh sebuah baliho besar dengan terpampang 4 bupati Madura dan Presiden SBY seperti menyambut kami. Kami setiba di Madura, mulailah kami mencari jalan memutar untuk berbalik arah menuju ke Surabaya lagi dan akan melewati jembatan Suramadu yang gelap lagi.
Setelah ada putaran maka kami berbalik arah untuk kembali ke Surabaya dan keinginan saya untuk mengambil gambar hanya sia-sia karena cahaya lampu kurang mendukung. Setelah sampai di tengah-tengah jembatan menuju Surabaya di bawah tapi penguat jembatan megah tersebut, seorang anak kecil yang bersama-sama dengan kami berujar, “Hei, awas ada hantu jembatan Suramadu.”
Tentu saja perkataan anak kecil itu hanya bercanda saja, karena merasa kami ada di tengah-tengah kegelapan di atas Jembatan penghubung Jawa Madura tersebut yang mengingatkan akan hantu jembatan Ancol.
0 komentar:
Posting Komentar