Pages

LENONG LO DAN GUE

Sejak orok, orang Betawi demen humor
Anda tentu pernah mendengar kalimat,“Lo, Gue, end”. Kalimat itu berulang kali diucapkan Sule dan Andre, dua komedian di salah satu stasiun televisi nasional. Di kenal sebagai bahasa gaul—bagi sekelompok orang tertentu, kalimat itu menyebar cepat bak virus di kalangan remaja. Lo Gue, merupakan salah satu bahasa Betawi populer sekarang; Lu yang berarti kamu, dan Gue yang berarti saya.

Lalu apa kaitan antara Pelawak Betawi dengan populernya bahasa Gaul itu? Menurut pengamat Budaya Betawi, Alwi Shahab, komedian atau pelawak asli Jakarta memiliki andil mempopulerkan bahasa Betawi. Lewat lenong, kesenian dan budaya lain, mereka tampil di panggung dan televisi mengenalkan bahasa Betawi.“Mereka diberi kesempatan tampil di televisi, datang ke kota-kota, sampai ke daerah-daerah,” ujarnya ketika dihubungi, Sabtu, pekan lalu.

Doni Setyobudi, karyawan perusahaan Farmasi, mengaku akrab dengan bahasa Lu Gue sejak duduk di bangku Sekolah Dasar pada akhir tahun 80-an. Rumahnya di pelosok Kabupaten Kediri, Jawa Timur, saat itu sudah ada televisi. Dia sering memutar film komedi Bunyamin Sueb, komedian Betawi dengan logat bahasa daerah kental. Baru pada awal tahun 90-an, dia melanjutkan, muncul lenong bocah.

Acara teater komedi anak-anak itu sangat digandrungi di kampungnya.“Di sekolah-sekolah banyak teman-teman meniru. Kalau ga salah mulai ramai pas lenong bocah muncul,” ujarnya. Pengakuan mirip dituturkan Choirurrozi, pegawai percetakan asal Kendal, Jawa Tengah.”Kalau tidak salah, ramainya memang lagi ramai-ramainya film Bunyamin.”

Namun menurut Sejarawan Betawi, JJ Rizal, bahasa Betawi adalah bahasa Melayu Pasar. Bahasa ini sudah populer sejak zaman kolonialisme sebagai Lingua Franca (bahasa pergaulan) antara warga berbahasa melayu dari pelbagai daerah. Pemerintah Kolonial Portugis, saat itu sadar bila bahasa Betawi ini berbahaya bagi politik mereka. Akhirnya mereka menyebut bahasa Betawi sebagai bahasa melayu rendahan dan liar.

Pemerintah kolonial menghadang perkembangan bahasa melayu pasar ini dengan menciptakan bahasa melayu pustaka atau bahasa Melayu Portugis, dan banyak di gunakan oleh pegawai-pegawai pemerintah, serta penduduk perkotaan.”Jadi dari dulu bahasa melayu betawi itu mengalahkan bahasa melayu portugis,” ujarnya

0 komentar: